Dunia Tumbuhan

Mendeskripsikan tentang dunia tumbuhan

Cari Kata Kunci

LAPORAN PENGAMATAN PADA TANAMAN CABE

Cabai (Capsicum annum L) 


1.1 Tujuan Pengamatan
      Untuk mengetahui perkembangan cabai pada fase perkecambahan hingga berbuah .

1.2 Rumusan Masalah
      Apakah yang menjadi faktor kesuburan pada tanaman cabai ?
    
1.3 Landasan Teori
Capsicum masih termasuk Family Solanaceae yang menjadi salah satu genus dari 90 genus dan 2000 spesies, selain itu juga termasuk salah satu tanaman penting secara ekonomi dari beberapa tanaman penting lainya seperti kentang, terong, tomat, dan tembakau. Berdasarkan ilmu taksonomi, cabai masuk ke dalam divisio Spermatophyta, subdivisio Angiospermae, class Dicotyledone, Ordo Tubiflorae, familia Solanaceae, genus Capsicum, spesies Capsicum annuum L.
Cabai secara umum memiliki ciri-ciri morfologi dengan struktur perakaran yang diawali dari akar tunggang yang sangat kuat dan bercabang-cabang ke samping dengan akar rambut. Akar tunggang yang kuat pada cabai dapat menghujam ke dalam hingga mencapai kedalaman satu meter atau bahkan lebih.
Ciri lainnya adalah tanaman ini berbatang utama tegak, bagian pangkanya berkayu dan bercabang lebat, serta memiliki tinggi yang berkisar 50-150 cm dengan diameter batang ± 1 cm. Bagian batang yang muda berambut halus. Secara umum warna batangnya adalah hijau dan coklat kehijauan pada ujung batang utama hingga mendekati percabangan, sedangkan pada ‘node’ atau titik percabangan biasanya diwarnai oleh bercak ungu. Tanaman cabai memiliki bentuk daun datar, berkilau, sederhana, panjang tangkai 0,5- 2,5 cm, helaian daun bulat telur memanjang atau ellips bentuk lanset, dengan pangkal meruncing dan ujung runcing, 1,5-12 kali 1-5 cm. Selain itu, daun cabai agak kaku, berwarna hijau sampai hijau tua dengan tepinya rata. Daun tumbuh pada tunas-tunas samping secara berurutan, sedangkan pada batang utama daun tunggal tersebut tersusun secara spiral. Daun berbulu lebat atau jarang, tergantung pada spesiesnya.
Bunga cabai umumnya bersifat tunggal dan tumbuh pada ujung ruas, serta merupakan bunga sempurna (hermaprodit). Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki putik dan benang sari dalam satu bunga. Mahkota bunga berwarna putih atau ungu tergantung kultivarnya, helaian mahkota bunga berjumlah lima atau enam helai. Pada dasar bunga terdapat daun buah yang berjumlah lima helai yang kadang-kadang bergerigi. Tabung kelopak berusuk bentuk lonceng, gundul, tinggi 2-3 mm. Mahkota bentuk roda, berbagi 5 dalam, tinggi tabung 2 mm, tepian terbentang, luas, garis tengah 1,5-2 cm, taju runcing. Setiap bunga mempunyai satu putik (stigma), kepala putik berbentuk bulat. Benang sari berjumlah lima sampai delapan helai benang sari dengan kepala sari yang berbentuk lonjong, berwarna biru keunguan. Pada saat bunga mekar, kotak sari masak dan dalam waktu relatif singkat tepung sari keluar mencapai kepala putik dengan perantara serangga atau angin.
Ukuran buah cabai beragam dari pendek sampai panjang, sedangkan ujungnya runcing atau tumpul. Bentuk buah umumnya adalah memanjang. Kedudukan buah adalah buah tunggal pada masing-masing ruas (ketiak daun), atau kadang-kadang ‘fasiculate’ (bergerombol). Permukaan kulit dan warna buah bervariasi dari halus sampai bergelombang, warna mengkilat sampai kusam, hijau, kuning, coklat atau kadang-kadang ungu pada waktu muda dan menjadi merah kalau matang. Lebar buah mencapai 8 mm sedangkan panjangnya berkisar 0,8-30 cm (asumsi buah lurus).
Biji cabai terletak di dalam buah. Melekat di sepanjang ‘placenta’, berjumlah 140 biji per gram. Biji mempunyai kulit yang keras. Di dalam biji terdapat ‘endosperm’ dan ‘ovule’. Biji C. annuum berwarna kuning jerami, hanya biji C. pubescens yang berwarna hitam.
Cabai dapat hidup pada daerah yang memiliki ketinggian antara 01.200 m dpl. Berarti tanaman ini toleran terhadap dataran tinggi maupun dataran rendah. Jenis tanah yang ringan ataupun yang berat tak ada masalah asalkan diolah dengan baik. Namun, untuk pertumbuhan dan produksi terbaik, scbaiknya ditanam pada tanah berstruktur remah atau gembur dan kaya bahan organik. Sedang pH tanah yang dikehendaki antara 6,0-7,0.
Benih Benih cabai dapat diperoleh dari buah yang tua dan bentuknya sempurna, tidak cacat, serta bebas hama dan penyakit. Benih dapat diperoleh dengan cara buah cabai dibelah secara memanjang, dikeluarkan bijinya, dijemur, dan dibiarkan hingga kering. Biji seperti ini bisa langsung disemai. Apabila ingin disimpan lama sebaiknya buah cabai dibiarkan tetap utuh dan dijemur hingga kering. Bila sudah ingin disemai, biji yang kering dikeluarkan. Apabila benih terlanjur lama disimpan maka sebelum disemaikan direndam dahulu dalam air hangat. Biarkan sebentar. Nanti akan terlihat sebagian biji terendam dan sebagian mengapung. Biji yang mengapung dibuang karena biji tersebut sudah rusak dan bila dipaksakan ditanam akan sulit tumbuh. Biji yang terpilih untuk ditanam sebaiknya mengalami perlakuan benih dahulu. Benih direndam dalam larutan kalium hipoklorit 10 % sekitar 10 menit. Tindakan ini sebagai penangkal penyakit virus yang sering terdapat pada benih. Benih juga dapat direndam dalam air hangat (suhu 50°C) selama semalam. Tujuan perendaman agar benih cepat tumbuh.
Kebutuhan benih cabai per hektar ialah antara 200-500 g. Untuk cabai hibrida sebaiknya memakai benih yang langsung dibeli di toko. Bila mengambil benih dari buah yang ditanam sendiri maka hasil panen beirikutnya akan jauh berkurang. Tanaman cabai sebaiknya ditanam dalam bentuk bibit. Untuk itu diperlukan persemaian. Persemaian sederhana dengan atap daun kelapa, daun pisang, atau alang-alang bisa dipakai. Pada daerah dataran tinggi atau daerah yang sering ditiup angin kencang, sebaiknya dibuat atap yang kekuatannya memadai. Misalnya, atap plastik yang lumayan kokoh. Arah bedengan persemaian dibuat menghadap ke timur. Tanah bedengan diolah agar gembur, lalu ditambahkan pupuk kandang dengan dicampur merata. Biji cabai ditebarkan dan disiram dengan sprayer halus agar tumbuh baik. Penyiraman dilakukan secara teratur. Setelah berumur 30-40 hari setelah semai bibit siap ditanam di lahan.
Penanaman Cabai bisa di tanam di lahan sawah atau tegalan. Bila ditanam di lahan sawah sebaiknya di akhir musim hujan sehingga jumlah air di lahan tidak berlebihan. Sedangkan bila ditanam di tegalan saat yang tepat adalah musim hujan. Pemilihan musim ini penting agar kebutuhan air tanaman cabai tersedia dengan tepat. Tanah dibersihkan dari gulma dan dicangkul atau dibajak agar gembur. Bila pH tanah kurang dari 5,5, tambahkan kapur. Untuk satu hektar tanah asam dibutuhkan 1-1,5 ton kapur. Kapur akan memberikan pengaruh terbaik bila diberikan 1 bulan sebelum tanam. Cabai dapat ditanam dengan sistem baris tunggal (single row) atau sistem beberapa baris pada bedengan. Sistem baris tunggal banyak dipakai petani cabai dataran tinggi serta dataran rendah yang tergolong medium karena cocok dengan tanah yang bertekstur ringan atau sedang. Sistem beberapa baris pada bedengan lebih umum digunakan petani dataran rendah karena sistem tanahnya yang bertekstur liat hingga berat. Jarak tanam yang digunakan pada sistem baris tunggal adalah 60-70 cm x 30-50 cm. Sedangkan untuk sistem bedengan, jarak tanamnya 40-50 cm x 30-40 cm. Pada setiap titik dibuat lubang tanaman. Ukuran lubang tak perlu besar yang penting bisa memuat benih sapihan beserta tanah yang membalut perakarannya.
Pemeliharaan Benih sapihan biasanya tumbuh terus dengan baik. Bila ada tanaman yang mati, sebaiknya segera disulam. Tujuannya agar pertumbuhan tanaman susulan tidak terlalu jauh berbeda dengan yang lebih dahulu tumbuh baik. Tindakan pemeliharaan lain untuk tanaman cabai yang penting adalah penyiangan, penggemburan, dan pengairan. Penyiangan dilakukan dengan kored atau dengan langsung mencabut. Penyiangan dengan kored berfungsi juga sebagai penggembur tanah. Pengairan dilakukan terutama pada awal penanaman atau pada saat air hujan tak mencukupi kebutuhan tanaman.
Kebutuhan pupuk kandang untuk setiap hektar lahan cabai adalah sekitar 20 ton. Selain itu pupuk buatan juga diberikan. Pupuk yang biasa diberikan adalah Urea dengan dosis 225 kg/ha, TSP dengan dosis 100-150 kg/ha, dan KCl dengan dosis 100-150 kg/ha. Pupuk Urea diberikan tiga kali. Sepertiga bagian di awal tanam, sepertiga berikutnya di bulan pertama dan kedua. Sebaiknya pupuk diberikan dengan cara ditugal. Pemupukan pertama merupakan gabungan dari Urea, TSP, dan KCI.
Panen Cabai dataran rendah lebih cepat dipanen dibanding cabai dataran tinggi. Panen pertama cabai dataran rendah sudah dapat dilakukan pada umur 70-75 hari. Sedang di dataran tinggi panen baru dapat dimulai pada umur 4-5 bulan. Setelah panen pertama, setiap 3-4 hari sekali dilanjutkan dengan panen rutin. Biasanya pada panen pertama jumlahnya hanya sekitar 50 kg. Panen kedua naik hingga 100 kg. Selanjutnya 150, 200, 250, ..., . hingga 600 kg per hektar. Setelah itu hasilnya menurun terus, sedikit demi sedikit hingga tanaman tidak produktif lagi. Tanaman cabai dapat dipanen terus-menerus hingga berumur 6-7 bulan. Cabai yang sudah berwama merah sebagaian berarti sudah dapat dipanen. Ada juga petani yang sengaja memanen cabainya pada saat masih muda (berwarna hijau). Kriteria panennya saat ukuran cabai sudah besar, tetapi masih berwama hijau penuh.
diaplikasikan untuk memperbaiki struktur tanah serta mengatasi tanah yangkurang subur atau miskin unsur hara
1.4 PEMBAHASAN
A. FASE PERKECAMBAHAN
1. Perkecambahan Tanaman Cabe ( Capsicum annum L )

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Capsicum
Spesies: Capsicum annum L.

 a. Hari pertama (Selasa, 24 september 2013 pukul 14.45)
     belum terlihat perkecambahan cabe.

 b. Hari kedua ( Rabu, 25 september 2013 pukul 08.00)


   

sudah terlihat bintik kecil dari bibit cabe
c. Hari Ketiga ( kamis, 26 september 2013 pukul 07.00)
 Hampir sama dengan hari kedua, masih terlihat bintik kecil dari bibit cabe
d. Hari Keempat ( jum'at, 27 september 2013 pukul 08.00)
masih sama dengan hari kedua dan ketiga, belum tampak jelas pertumbuhan akar
e. Hari Kelima ( sabtu, 28 september 2013 pukul 17.56)


akar sudah mulai terlihat dan sudah mulai muncul.

f. Hari Keenam (minggu, 29 september 2013 pukul 08.20)
pada hari keenam sudah tampak jelas akar berukuran 2 cm, batang 1,2 cm dan lebar daun 1,4 cm

g. hari  ketujuh ( senin, 30 september 2013 pukul 17.00)
akar mulai memanjang, tetapi perubahan tidak terlalu tampak di bandingkan dengan perkecambahan dengan media polybag.
# contoh bibit cabe yang menggunakan media polybag setelah satu minggu



B. PERTUMBUHAN PADA HARI KE-8 HINGGA 3 BULAN
 



                                                       (a)                                (b)

Gambar (a) adalah tanaman cabai pada umur 3 minggu. Pada umur 3 minggu tinggi tanaman cabai 5.6 cm, lebar daun 1,4 cm , panjang akar 6,3 cm dan daun rata - rata tanaman berjumlah 4 lembar.
Gambar (b) adalah tanaman cabe pada umur 1 bulan 2 minggu. Tinggi tanaman cabe telah mencapai 11.8 cm, lebar daun 2,3 cm, dan akar 8,2 cm.

ini adalah tanaman pada umur 3 bulan. Tinggi rata-rata tanaman adalah 14,8 cm, lebar daun 2.6 cm dan panjang akar 13,1 cm.

1.5 KESIMPULAN

      Dari hasil pengamatan kami tanaman kami pertumbuhannya belum termasuk normal, karena banyak tanaman yang mati akibat kekeringan, hama dan kekurangan pupuk. dari 25 bibit cabe yang kami tanam hanya 14 tanaman yang tumbuh. Dan dari 14 tanaman yang tumbuh pada umur 3 bulan lebih belum berbunga dan  berbuah, ini termasuk tidak normal disebabkan kekurangan pupuk. Tetapi walaupunpun tanaman tidak berbunga dan berbuah sebagaimana mestinya tanaman cabe tumbuhnya hijau dan tidak kerdil.
 
 


 

 

Bangun Daun

#Contoh bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun

11. Bulat/bundar (Orbicularis)

·         Daun singkong

·         Daun timun-timunan

12. Bangun Perisai (Peltatus)
·         Daun keladi
13. Bangun jorong (ovalis atau elipticus)
·         Daun Katuk
·         Daun Matoa
·         Daun Bunga Keladi
 

·         Daun Beringin

·         Daun Rambutan

14. Bangun memanjang (oblongus)
·         Daun Mangga
5.  Bangun Lanset (lanceolatus)
·         Daun

#Contoh bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah helaian Daun

1.     Pangkal daunnya tidak bertoreh
a.    Bangun bulat  telur (ovatus)
  • Daun


b.    Bangun segitiga (triangularis)

·         Bunga pukul empat


c.    Bangun delta (deltoideus)

·         Daun air mata pengantin

d.    Bangun belah ketupat (rhomoideus)
  • Daun bangkuwang

2.     Pangkal daun bertoreh atau berlekuk
a.    Bangun jantung (cordatus)
·         Daun sirih
selanjutnya di ppt ^_^
klik di bawah ini !!! :D
https://docs.google.com/presentation/d/1p-WUgHzzAC93tZOcwOk2t21jJOBZU3zP9-dgcpZvC4o/edit?usp=sharing








Defenisi Dunia Tumbuhan ( Kingdom Plantae )


Dunia Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang sudah dapat dibedakan antara  akar, batang dan daun (kormophyta). Para ahli membagi dunia tumbuhan menjadi 2 kelompok yaitu tumbuhan non vaskuler (tumbuhan tak berpembuluh) dan tumbuhan vaskuler (tumbuhan berpembuluh).

Tumbuhan non vaskuler artinya tumbuhan yang belum memiliki pembuluh. Pembuluh dalam materi sma biologi ini merupakan jaringan yang tersusun atas sel sel yang dihubungkan satu sama lain yang berfungsi mengangkut air dan zat-zat hara ke seluruh tubuh tumbuhan.

Jenis tumbuhan yang termasuk dalam tumbuhan non vaskuler ini adalah kelompok tumbuhan lumut (Bryophyta).

Tumbuhan vaskuler artinya tumbuhan yang sudah memiliki pembuluh. Pembuluh dalam materi sma biologi ini merupakan jaringan yang tersusun atas sel sel yang dihubungkan satu sama lain yang berfungsi mengangkut air dan zat-zat hara ke seluruh tubuh tumbuhan. Ada 2 pembuluh inti dalam tumbuhan yaitu xylem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis). Xylemberfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun, terdiri dari sel-sel mati. Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan, terdiri dari sel-sel hidup.

Jenis tumbuhan yang termasuk dalam tumbuhan vaskuler ini adalah Tumbuhan paku (Pteridophyta) dan Tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
Dalam materi biologi SMA,  kingdom plantae (dunia tumbuhan) terbagi menjadi 3 devisio. Untuk lebih jelasnya silahkan klik link dibawah ini untuk masing masing pokok bahasan.

1.     Bryophyta (Tumbuhanlumut) : Tumbuhan non vaskuler
2.     Pteridophyta(Tumbuhan paku) : Tumbuhan vaskuler
3.     Spermatophyta(Tumbuhan biji) : Tumbuhan vaskuler

Studi Perkecambahan Tanaman Cabe, Jagung, dan Kacang Panjang

1. Perkecambahan Tanaman Cabe ( Capsicum annum L )

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Capsicum
Spesies: Capsicum annum L.

 a. Hari pertama (Selasa, 24 september 2013 pukul 14.45)
     belum terlihat perkecambahan cabe.

 b. Hari kedua ( Rabu, 25 september 2013 pukul 08.00)


   


sudah terlihat bintik kecil dari bibit cabe

c. Hari Ketiga ( kamis, 26 september 2013 pukul 07.00)


 Hampir sama dengan hari kedua, masih terlihat bintik kecil dari bibit cabe

d. Hari Keempat ( jum'at, 27 september 2013 pukul 08.00)


masih sama dengan hari kedua dan ketiga, belum tampak jelas pertumbuhan akar

e. Hari Kelima ( sabtu, 28 september 2013 pukul 17.56)


akar sudah mulai terlihat dan sudah mulai muncul.

f. Hari Keenam (minggu, 29 september 2013 pukul 08.20)


pada hari keenam sudah tampak jelas akar berukuran 2 cm, batang 1,2 cm dan lebar daun 1,4 cm

g. hari  ketujuh ( senin, 30 september 2013 pukul 17.00)

akar mulai memanjang, tetapi perubahan tidak terlalu tampak di bandingkan dengan perkecambahan dengan media polybag.



# contoh bibit cabe yang menggunakan media polybag setelah satu minggu





  • JAGUNG 

1.1 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah teknik atau cara membudidayakan jagung ?
2.   Apa pengaruh pupuk organik dan anorganik dalam proses pertumbuhan dan hasil produksi jagung ?
3.  Apa pengaruh penggunaan mulsa pada proses pertumbuhan jagung ?


1.2 Tujuan

1.   Mengetahui teknik dan cara membudidayakan jagung.
2. Mengidentifikasi pengaruh pupuk organik dan anorganik pada proses pertumbuhan dan hasil produksi
    jagung.
3. Mengidentifikasi pengaruh penggunaan mulsa pada proses pertumbuhan jagung.


1.3 Landasan teori
     Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran, dan suhu. 
Pemahaman morfologi dan fase pertumbuhan jagung sangat membantu dalam mengidentifikasi pertumbuhan tanaman, terkait dengan optimasi perlakukan agronomis. Cekaman air (kelebihan dan kekurangan), cekaman hara (defisiensi dan keracunan), terkena herbisida atau serangan hama dan penyakit akan menyebabkan tanaman tumbuh tidak normal, atau tidak sesuai dengan morfologi tanaman. Hasil dan bobot biomas jagung yang tinggi akan diperoleh jika pertumbuhan tanaman optimal. Untuk itu diperlukan pengelolaan hara, air, dan tanaman dengan tepat. Pengelolaan hara dan tanaman yang mencakup pemupukan (waktu dan takaran), pengairan, dan pengendalian gulma harus sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi). Pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting.
Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan.
  •  Pertumbuhan Dan Perkecambahan

Secara umum jagung mempunyai pola pertumbuhan yang sama, namun interval waktu antartahap pertumbuhan dan jumlah daun yang berkembang dapat berbeda. Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu (1) fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama; (2) fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina (silking), fase ini diidentifiksi dengan jumlah daun yang terbentuk; dan (3) fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai masak fisiologis. Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari kulit biji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air benih pada saat di dalam tanah meningkat >30% (McWilliams et al. 1999). Proses perkecambahan benih jagung, mula-mula benih menyerap air melalui proses imbibisi dan benih membengkak yang diikuti oleh kenaikan aktivitas enzim dan respirasi yang tinggi. Perubahan awal sebagian besar adalah katabolisme pati, lemak, dan protein yang tersimpan dihidrolisis menjadi zat-zat yang mobil, gula, asam-asam lemak, dan asam amino yang dapat diangkut ke bagian embrio yang tumbuh aktif. Pada awal perkecambahan, koleoriza memanjang menembus pericarp, kemudian radikel menembus koleoriza. Setelah radikel muncul, kemudian empat akar seminal lateral juga muncul. Pada waktu yang sama atau sesaat kemudian plumule tertutupi oleh koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh pemanjangan mesokotil, yang mendorong koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil berperan penting dalam pemunculan kecambah ke atas tanah. Ketika ujung koleoptil muncul ke luar permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumula muncul dari koleoptil dan menembus permukaan tanah. Benih jagung umumnya ditanam pada kedalaman 5-8 cm. Bila kelembaban tepat, pemunculan kecambah seragam dalam 4-5 hari setelah tanam. Semakin dalam lubang tanam semakin lama pemunculan kecambah ke atas permukaan tanah. Pada kondisi lingkungan yang lembab, tahap pemunculan berlangsung 4-5 hari setelah tanam, namun pada kondisi yang dingin atau kering, pemunculan tanaman dapat berlangsung hingga dua minggu setelah tanam atau lebih. Keseragaman perkecambahan sangat penting untuk mendapatkan hasil yang tinggi. Perkecambahan tidak seragam jika daya tumbuh benih rendah. Tanaman yang terlambat tumbuh akan ternaungi dan gulma lebih bersaing dengan tanaman, akibatnya tanaman yang terlambat tumbuh tidak normal dan tongkolnya relatif lebih kecil dibanding tanaman yang tumbuh lebih awal dan seragam.

  •  Sayarat Tumbuh

Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8%. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 mdpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 mdpl.

1.4 FASE PERKECAMBAHAN

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Monocots
(tidak termasuk) Commelinids
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Zea
Spesies: Z. mays

Nama binomial
Zea mays ssp. mays

A. Hari Pertama  (Selasa, 24 september 2013 pukul 14.45)
hari pertama bibit jagung belum mengalami perkecmbahan. setelah hari kedua bibit jagung mulai tampak tumbuh akarnya.

B. Hari Kedua  ( Rabu, 25 september 2013 pukul 08.00)
masih sama dengan hari pertama.

C. Hari Ketiga ( kamis, 26 september 2013 pukul 07.00)


setelah hari ketiga akar yang tumbuh semakin panjang dan tampak jelas.

D. Hari Keempat ( jum'at, 27 september 2013 pukul 08.00)

Batang mulai tumbuh, rata-rata panjang batang 1,3 cm berwarna hijau keputih-putihan. akar semakin panjang, rata-rata panjang akar rata-rata 3 cm.

E. Hari Kelima  ( sabtu, 28 september 2013 pukul 17.56)

Daun tumbuh tegak lurus, panjang batang daun rata-rata sudah mencapai 5 cm, akar rata-rata 5,2 cm. lebih banyak membutuhkan air di bandingkan dengan bibit cabe dan kacang panjang.


F. Hari keenam (minggu, 29 september 2013 pukul 08.20)
tinggi batang telah mencapai 8,5 cm, akar rata-rata 9 cm dan mulai tumbuh kuncup daun bewarna hijau pupus.

G. hari ketujuh ( senin, 30 september 2013 pukul 17.00)

batang telah mencapai 9,3 cm, akar 10 cm, daun hampir membuka sempurna bewarna hijau cerah.

H. 2 minggu ( 7 oktober 2013)


pengukuran :

sampel
Panjang batang
Panjang daun
Lebar daun
Panjang akar
1
6,3 cm
2,3 cm
1,5 cm
3,2 cm
2
6,5 cm
3,5 cm
1 cm
3 cm
3
7,1 cm
3,5 cm
1,7 cm
3,5 cm


I. 3 minggu (15 oktober 2013)

pengukuran :

sampel
Panjang batang
Panjang daun
Lebar daun
Panjang akar
1
7,2 cm
3,2 cm
1,5 cm
3,3 cm
2
7,2 cm
3 cm
2 cm
3,6 cm
3
7,3 cm
3 cm
2 cm
3,6 cm



J. 1 bulan (25 oktober 2013)

pengukuran :

sampel
Panjang batang
Panjang daun
Lebar daun
Panjang akar
1
10,5 cm
9,5 cm
3 cm
5 cm
2
10,5 cm
9,2 cm
3 cm
5 cm
3
11,1 cm
9,4 cm
3 cm
6,2 cm

K. 2 bulan (25 november 2013)


pengukuran :

sampel
Panjang batang
Panjang daun
Lebar daun
Panjang akar
1
20,5 cm
10,4 cm
5 cm
6 cm
2
20,3 cm
10,4 cm
5,4 cm
5 cm
3
21,6 cm
11,5 cm
5,8 cm
7,2 cm

L. masa panen (5 desember 2013)


pengukuran :

sampel
Panjang batang
Panjang daun
Lebar daun
Panjang akar
1
35,5 cm
11,3 cm
6,2 cm
6,1 cm
2
20,9 cm
12,1 cm
6,9 cm
6 cm
3
37,5 cm
12,5 cm
8,3 cm
7,3 cm


pada setiap 3 sampel terdapat 2 tongkol buah jagung.


3. Perkecambahan Tanaman Kacang Panjang

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Upafamili: Faboideae
Genus: Vigna
Spesies: V. unguiculata
Upaspesies: V. u. sesquipedalis

Nama trinomial
Vigna unguiculata sesquipedalis

1. Hari pertama (Selasa, 24 september 2013 pukul 14.45)

setelah hari kedua mulai tampak bulu - bulu halus di tengah-tengah bibit biji.

2. Hari Kedua  ( Rabu, 25 september 2013 pukul 08.00)
masih sama dengan hari pertama

3. Hari Ketiga ( kamis, 26 september 2013 pukul 07.00)
setelah hari ketiga akar mulai tumbuh lebih panjang dari bibit jagung.

4. Hari keempat  ( jum'at, 27 september 2013 pukul 08.00)
panjang batang rata-rata sudah mencapai 3 cm, akar 2 cm, dan rata-rata daun muncul tetapi masih kuncup dan bewarna hijau muda.

5. Hari kelima  ( sabtu, 28 september 2013 pukul 17.56)
panjang batang rata-rata sudah mencapai 4 cm, akar 2 cm, dan rata-rata daun muncul tetapi masih kuncup dan bewarna hijau muda.

6. Hari Keenam (minggu, 29 september 2013 pukul 08.20)

batang mencapai 5 cm, kulit biji mulai mengelupas semua dan daun mulai tumbuh tetapi masih kuncup bewarna hijau muda. panjang akar masih sama dengan hari kelima sepanjang 2 cm.

7. Hari ketujuh ( senin, 30 september 2013 pukul 17.00)
teerjadi pembusukan akar, tinggi tanaman masih sama dengan hari keenam

Total Pengunjung

Diberdayakan oleh Blogger.